Minggu, 20 Juni 2010

Hubungan Antara Bimbingan Karir dan Pemilihan Karir






HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN
KETEPATAN PEMILIHAN KARIR


Proposal Skripsi (Metodelogi Penelitian)
Dosen Pengampu: Dra. M.Th.S.R. Retnaningdyastuti, M.Pd




Disusun Oleh:

Nama              : Diyat Saputra




PENDIDIKAN PSIKOLOGI DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2010

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN KETEPATAN PEMILIHAN KARIR

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia mempunyai suatu tujuan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsadan mengembangkan manusia seutuhnya. Hal ini secara langsung dan bersama-sama menjadi landasan arah pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu unsur dalam program pendidikan di sekolah, maksudnya yaitu bahwa dalam proses pendidikan terdapat 3(tiga) aspek kerangka pendidilkan seperti administrasi, supervisi, pengajaran kurikuler bimbingan dan konseling. Dari tiga aspek tersebut jika dapat terlakasana dengan baik maka akan menghasilkan tujuan pendidikan yang optimal bagi individu.
Bimbingan karir sangat berguna bagi siswa. Menurut Sukardi (1987:31-32) tujuan bimbingan karir di sekolah ialah 1) membantu siswa dalam memahami diri dan lingkungan , 2) perencanaan, 3) pengarahan kegiatan yang menuju pada karir dan cara hidup yang memberikan kepuasan serasi, selaras dan seimbang dengan diri dan lingkungan, 4) mengambil keputusan.
Menurut Winkel dan Hastuti (2004) bmbingan karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu, serta membekali diri supaya siap memangku jabatan/profesi tertentu dan menyesuaikan diri dengan lingkungan poekerjaan yang dimasuki. Maka dari itu, peranan bimbingan karir di sekolah dalam hal era pembangunan dewasa ini memiliki peranan penting terutama bertujuan untuk: a) memberikan kemampuan, ketrampilan dan sikap yang sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat, b) memberikan kemampuan dan ketrampilan kusus sesuai dengan potensi siswa dalam berbagai jenis pekerjaan tertentu yang langsung diterapkannya.
Pada dasarnya pelaksanaan bimbingan karir di sekolah berlangsung searah dan sejalan dengan pendidikan karir. Dengan merujuk Kennet B. Hoyt dan Daryl Laramore, (Sukardi, 1987) mengemukakan bahwa pendidikan karir adalah totalitas dari usaha, jalan atau cara yang terutama dan satu-satunya disentuh dalam proses belajar dan dikaitkan dengan pekerjaan, atau dengan pengertian lain pendidikan yang dijalani oleh individu mempunyai implikasi terhadap pekerjaan yang akan didipilihnya setelah individu yang bersangkutan menamatkan studinya.

B.     Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah usaha yang dilakukan peneliti dalam upaya menemukan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Dalam pemilihan karir masih banyak siswa yang bingung, tidak dapat memilih atau menentukan karir mana yang sesuai dengan dirinya atau ada kemungkinan mereka meilih karir secara acak.

C.    Pembatasan Masalah
Upaya untuk mencegah ketidak sesuaian tersebut yaitu melalui bimbingan karir dengan memberikan informasi dan pengetahuan mengenai dunia kerjadan jabatan. Namun dalam penelitian karir ini hanya mengungkap tentang bimbingan karir dan pemilihan karir.

D.    Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hunganya antara bimbingan karir dengan pemilihan karir?

E.     Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus
1. Tujuan umum penelitian yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara bimbingan karir dengan pemilihan karir
2.      Tujuan khusus penelitian yaitu :
a.       Membantu siswa memperoleh ilmu pengetahuan mengenai dunia kerja sehingga kelak tidak ada penyesalan di kemudian hari setelah bekerja
b.      Membantu siswa dalam menentukan arah pilihan karir yang tepat dan sesuai dengan potensi yang dimilikimya
c.       Mempermudah guru dalam menyampaikan informasi kepada siswa



F.     Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat diharapkan, dapat dipergunakan sebagai tambahan pengetahuan tentang bimbingan karir dan pemilihan karir siswa serta dapat digunakan sebagai informasi didalam pendidikan khususnya bimbingan dan konseling.
2.      Manfaat Praktis
3.      Bagi sekolah: dapat dijadikan masukan dalam bimbingan dan konseling khususnya dalam bidang layanan bimbingan karir, sehingga  diketahui manfaat bimbingan karir dalam menentukan arah dan mengarahkan karir siswa sesuai bakat, minat dan kemampuan siswa yang dimilikinya.
4.      Bagi siswa: dapat dijadikan pedoman dan menambah pengetahuan mengenai bimbingan karir serta memudahkan dirinya memutuskan karir yang dipilihnya.
5.      Bagi guru pembimbing: dapat menambah ilmu pengetahuan tentang hubungan bimbingan karir terhadap pemilihan karir siswa dalam menentukan arah pilihan karirnya .

G.    Definisi Operasional Variabel
Defines operasional variabel merupakan informasi iliah yang dijadikan pedoman peneliti yang menggunakan variabel yang sama dan untuk mengetahui cara-cara pengukuran untuk mengukur suatu variabel .
Adapun penelitian  yang penulis lakukan adalah penelitian pada :
1.      Bimbingan Karir
Bimbingan karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan oleh seseorang yang ahli dibidang bimbingan dan konseling kepada individu agar mapu memilih karir yang sesuai untuk dirinya, dengan indikator : a) informasi bimbingan karir, b) manfaat bimbingan karir, c) informasi macam-macam pekerjaan, d) informasi macam-macam perguruan tinggi.
2.      Permulaan Karir
Penentuan arah pilihan karir bukanlah semata-mata lahir dari hasil lamunan atau angan-angan, tetapi karir sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Sehingga pemilihan karir atau jabatan merupakan pantulan motifasi, pengetahuan dan kepribadian seseorang dengan segala pengaruh budaya serta peran kepuasan terhadap suatu pandangan hidup, suatu lingkungan untuk menetapkan funsi-fungsi atau ketrampilan kerja. Dengan indicator : a) Adanya minat, b) adanya bakat, c) cita-cita dan d) Kepribadian.
KAJIAN TEORI
H.    Bimbingan Karir
1.      Pengertian Bimbingan Karir
Menurut Hibana S. Rahaman (2003) berpendapat bahwa bimbingan karir adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk dapat merencanakan dan menggambarkan masa depannya berkaitan dengan dunia pendidikan maupun dunia karir. Pengertian diatas senada dengan pengertian yang diberikan oleh Winkel dan Hastuti (2004) bahwa bimbinga karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan / profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. Menurut Sugiyono dan Sugiharto (2000) bimbingan karir adalah jenis bimbingan yang membantu siswa dalam menghadapi dunia kerja, perencanaan karir, penyesuaian kerja, pemilihan lapangan kerja dan pemahaman terhadap dirinya serta kemungkinan-kemungkinan pengembangan karir.
Kesimpulan berbagai pengertian diatas bahwa bimbingan karir adalah proses bantuan diberikan seorang ahli dibidang bimbingan dan konseling kepada siswa dalam menyelesaikan masalah pengambilan dalam bidang kariryang ingin ditempuh.
2.      Tujuan Bimbingan Karir
Adapaun tujuan bimbingan karir menurut Sukardi (1987:32) dibedakn menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusu dan diuraikan sebagai berikut :
a.       Tujuan Umum
Secara umum tujuan bimbingan karir adalah membantu siswa dalm pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam mengambil keputusan , perencanaan, pengarahan kegiatan karir dan cara hidup yang akan memberikan ras kepuasan karena sesuai serasi dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya. (Sukardi, 1987:31-32 ).
b.      Tujuan Khusus
Tujaun khusus bimbingan karir meliputi : 1) meningkatkan pengetahuan tentang dirinya sendiri , 2) meningkatkan pengetahuan tentang dunia kerja, 3) mengembangkan sikap dan nilai diri sendiri dalam pilihan lapangan kerja serta persiapan memasuki kerja, 4) meningkatkan ketrampilan berfikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai dengan dirinya dalam dunia kerja, 5) menguasai ketrampilan dasar yang penting dalam pekerjaan terutama kemampuan bertelekomunikasi dan bekerjasama.

3.      Personel Pelaksana Pelayanan Bimbingan Karir
Personel pelaksana pelayanan bimbingan karir adalah segenap unsur yang terkait didalam organisasi pelayanan bimbingan koordinasi dan guru pembimbing atau konselor sebagai pelaksana utama. Uraian tugas-tugas personel dalam bimbingan karir  adalah sebagai berikut :
a.       Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan secar menyeluruh di sekolah yang bersangkutan. Tugas-tugas Kepala Sekolah adalah: 1) mengkordinasikan segala kegiatan diprogamkan di sekolah sehingga menjadi kesatuan yang terpadu, harmois dan dinamis, 2) menyediakan prasarana, tenaga dan berbagai kemudahan bagi pelaksanaanya bimbingan yang efektif dan efesien, 3) melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan progam, penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan di sekolah kepada Kanwil/kandep yang menjadi alasannya.
b.      Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah termasuk pelaksanaan bimbingan dan konseling.
c.       Koordinasi Pembimbing
Koordinator bimbingan bertugas mengkoordinasi guru pembimbing dalam:   1) memasyarakatkan pelayanan bimbingan pada segenap warga sekolah, orang tua siswa dan masyarakat, 2) menyusun progam bimbingan, 3) melaksanakan progam bimbingan, 4) mengadministrasikan pelayanan bimbingan, 5) menilai progam pelaksanaan bimbingan, 6) memberi tindak lanjut terhadap hasil penilian bimbingan.


d.      Guru Pembimbing
Guru pembimbing sebagai pelaksana utama tenaga inti dan ahli, guru pembimbing dan konselor bertugas: 1) memasyarakatkan pelayanan bimbingan, 2) merencanakan progam bimbingan, 3) melaksanakan segenap pelayanan bimbingan, 5) menilai proses dan hasil pelayanan bimbingan dan kegiatan pendukungnya, 6) melaksanakan layanan berdasarkan hasil penilaian, 7) mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam layanan bimbingan kepada koordinator   bimbingan.
e.       Guru Mata Pelajaran dan Pelatih
Peran guru mata pelajaran dan pelatih dalam layanan bimbingan adalah: 1) membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada siswa, 2) membantu guru pembimbing mengidentifikasikan pelayanan bimbingan kepada siswa, 3) mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan kepada guru pembimbing ?konselor, 4) menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, 5) membantu mngembangkan suasana kelas, hubungan guru dengan siswa yang menunjang pelayanan bimbingan, 6) memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan atau kegiatan bimbingan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksudkan itu, 7) berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus, 8) membantu mengumpulkan informasi yang diperlikan dalam rangka penilaian bimbingan dan upaya tindak lanjutnya.
f.       Wali Kelas
Dalam layanan bimbingan, wali kelas berperan: 1) membantu guru pembimbing/konselor melaksanakan tugas-tugas khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, 2) membantu guru mata pelajaran/pelatih melaksanakan perannya dalam pelayanan bimbingan, khususnya kelas yang menjadi tanggungjawabnya, 3) membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya di kels yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti kegiatan bimbingan.
4.      Materi Pokok Bimbingsan Karir
Menurut Hibana S. Rahman (2003) materi pokok bimbingan karir meliputi: a) pemahaman tentang bakat, minat dan kemampuan diri berkaitan dengan karir karir yang dikembangkan, b) pemahaman tentang berbagai macam profesi sebagai alternatif pengembagan karir, c) pemahaman dan pengembangan kemampuan wirausaha, d) pemahaman tentang berbagai macam jurusan dibidang pendidikan, e) pengembangan kemampuan kompetensi, f) pemahaman tentang strategi memilih sekolah tinggi dan menentukan jurusan, g) pengembangan kemampuan menegemen dan kepemimpinan.

I.       Ketepatan Pemilihan Karir
1.      Teori-teori pemilihan karir yang
Bebrapa teori yang mengungkapkan tentang pengertian pemilihan karir:
a.       Menurut Sukardi (1993:5) pemilihan setiap jabatan adalah tindakan   ekspresif yang memantulkan motifasi, pengetahuan, keppribadaian, dan kemampuan seseorang.
b.      Menurut Ginzberg (dalam Sukardi dan Sumiyati, 1994:41) secara umum memandang bahwa pendekatan utama suatu teori pemilihan karir bersumber pada sudut perkembangan ( Development)
c.       Menrut A nn Roe (dalam Sukardi dan Sumiati, 1994:43) mengungkapkan bahwa pola perkembangan arah pilihan pekerjaan terutama sangat ditentukan oleh kesan pertama yaitu pada masa bahwa bayi dan kanak-kanak, berupa kesan atas perasaan puas atau tidak puas, selanjutnya akan berkembang menjadi suatu kekuatan yang berupa energi psikis
d.      Menurut Donald Super (dalam Sukardi dan Sumiati, 1994:49) memandang bahwa pemilihan karir merupakan implementasi dari konsep diri.
e.       Menurut Caster (dalam Sukardi dan Sumiati, 1994:49) menyatakan bahwa sikap fokasional individu berkembang dari usaha untuk menyesuaikan secara langsung terhadap keluarga dan tuturan social kepada persepsinya sendiri terhadap kebutuhan dan kemampuan.
Berdasarkan beberapa teori dari tokoh-tokoh diatas maka, dapat disimpulkan bahwa penentuan arah pilihan karir berasal dari sikap atau perilaku dari individu itu sendiri, selain itu individu mampu menentukan arah dan tujuan dalam kehidupan agar menjadi individu yang lebih baik dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
2.      Pertimbangan –pertimbangan dalam pemilihan karir
a.       faktor Internal
Winkel dan Hatuti (2004) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan karir ada dua faktor yaitu faktor Internal dan Eksternal. Adapun faktor internal meliputi: a) nilai-nilai kehidupan ( Valves) yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang dimana-man dan kapanpun, b) minat yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang, c) sifat-sifat yaitu cirri-ciri kepribadian yang memeberikan corak khas pada seseorang, d) pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang diri sendiri dan bidang tertentu, e) keadaan jasmani yaiatu cirri-ciri fisik yang dimilki seseorang.
b.      Faktor Eksternal
Yang termasuk dalam factor eksternal adalah a) masyarakat yaitu lingkungan social budaya dimana orang muda dibesarkan, b) keadaaan social ekonomi negara atau daerah yaitu laju pertumbuhan ekonomi tinggi, tengah dan sedang serta disertifikasi masyarakat kelompok terbuka dan tertutup bagi anggota dalam kelompok lain, c) status sosisal ekonomi keluarga yaitu setingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah, daerah tempat tinggal dan suku bangsa, d) pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan inti, e) pendidikan sekolah yaitu pandangan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya jabatan dan kecocokan tertentu untuk anak laki-laki atau perempuan, f) pergaulan teman-teman sebaya yaitu pandangan tentanag masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari, g) tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan progam-progam studi atau latihan dalam mempersiapkan seseorang untuk diterima pada jabatan tertentu dan berhasil didalamnya .
3.      Langkah-langkah Pemilihan Karir
Menurut Gellatt’s (dalam Sukardi dan Sumiati, 1994:59) teori keputusan adalah salah satu metode yang digunakan untuk menjelaskan prioses pemilihan karir dan kemudian memberikan sesuatu kerangka kerja atau pedoman kerja darimana tujuan konseling bisa dicapai. Ada beberapa langkah dalam proses pengambilan keputusan, diantaranya melalui langkah-langkah berikut:
  1. Langkah pertama: dimulai apabila individu mengenal kebutuhan untuk mengambil keputusan, kemudian menentukan sasaran atau tujuan.
  2. Langkah kedua: individu perlu mengumpulkan data dan mengadakan survey tentang kemungkinan bidang kegiatan.
  3. Langkah ketiga: melibatkan penggunaan data dalam menentukan kemungkinan bidang kegiatan, hasil-hasil dan kemungkinan kebehasilan.
  4. Langkah keempat: mengestimasi hasil-hasil yang dikehendaki, perhatian dipusatkan pada system nilai individual.
  5. Langkah kelima: melibatkan evaluasi dan seleksi suatu keputusan ialah suatu keputusan terminal atau investigasi keputusan. Jika keputsan terminal dijangkau, maka individu mualai kembali  menilai kemungkinan dan hasil dari keputusannya dalam kaitannya dengan sistem prediksi.

J.      Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya (Kalau Ada) yang Relevan Dengan Variabel Penelitian
Penelitian ini mempermasalahkan hubungan bimbingan karir dengan pemilihan karir. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah ada tidaknya hubunan bimbingan karir dengan p[emilihan karir. Hipotesis yang berbunyi berarti ada hubungan positif dan signifikan antar bimbingan karir dengan pemilihan karir dan dapat diterima kebenarannya. Sedangkan hipotesis nol berbunyi tidak ada hubungan positif dan signifikan anatara bimbingan karir denagan pemilihan karir dan tidak sesuai atau ditolak kebenarannya.

K.    Kerangaka BerFikir
Pemilihan tentang jenis pekerjaan, jabatan dan karir yang di idam-idamkan oleh seseorang tidak dapatdisangka lagi, mempunyai kaitan erat dengan pendidikan yang harus diselesaikan dalam rangka mempersiapkan diri dalam rangka memasuki dunia kerja, jadi dapat dikatakn bahwa ketepatan dalam mengambil keputusan tentang pendidikan yang akan dijalani memiliki dampak tertentu dalam menentukan arah pilihan jabatan atau karir setelah menamatkan studinya.
Kesalahan, kekeliruan dan ketidaktepatan dalam mengambil keputusan pemiliha karir yang akan dijalani memiliki prospek yang suram dalam menentukan arah pilihan jabatan dan memeperoleh lapangan pekerjaan  dimasa depan. Diharapkan dengan adanya bimbingan karir, anak didik di sekolah akan memiliki pemahaman tentang arti kerja. Dalam usaha pengembangan karir peran bimbingan karir termasuk pula tentang pendidikan karir yang tidak boleh diabaikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa bimbingan karir memiliki peranan penting yaitu membantu individu agar mampu membuat keputusan dalam pekerjaannya.
Melalui bimbingan karir di sekolah maka siswa akan mendapatkan informasi, pengetahuan dan pemahaman diri serta wawasan mengenai pendidikan, pekerjaan, jabatan dan sebagainya. Sehingga memungkinkan siswa untuk mempermudah dalm mengambil keputusan pemilihan karir yang tepat untuk dirinya dimasa akan dating. Dengan demikian siswa tidak mengalami kebingungan untuk mengetahui keinginan dan cita-citanya dalam hal karir pekerjaan.

L.      Hipotesis
Hipotesis adalah satu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002:64). Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, peneliti mengajukan hpotesis kerja yaitu. Ada hubungan bimbingan karir dengan pemilihan karir.

M.   Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya merupakan hal yang diselidiki dlam penelitian. Variabel merupakan konsep yang dimiliki lebih dari satu nilai, kategori atau atribut secara lgis seperti: pria dan wanita merupakan variabel seks (Jenis Kelamin), tua dan muda merupakan variabel usia, buuruh dan majikan merupakan variabel status, merah, putih, biru, kuning dan lain-lain sebagai variabel warna.(Soegeng,2006:63).
Selanjutnya berat ukuran, bentuk dan warna merupakan atribut dari objek. Atribut ini akan bervariasi apabila terjadi pada sekelompok  orang atau objek yang diambil secara random. Bila tinggi badan, ukuran bentuk, motifasi kerja, kemampuan, gaya kepemimpinan dari 30 orang sama, maka itu bukanlah variabel. Jadi, dikatakan bahwa variabel karena ada variasinya (Sugiono, 2002:2)
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:101) variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X) sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau independent variable (Y).




Variabel dapat dibedakan atas variabel kuantitatif dan variabel kualitatif.
Variabel kuantitatif di klasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu
1.      Variabel Diskrit
Variabel diskrit disebut juga variabel nominal atau variabel kategori karena hanya dapat dikategorikan atas dua kutub yang berlawanan, yakni Ya atau Tidak.contohnya adalah wanita-pria, hadir tidak hadir dan atas bawah. Variabel yang digunakan dalam variabel diskrit ini digunakan untuk menghitung banyaknya pria dan banyaknya yang hadir dan sebagainya.
2.      Variabel Kontinou
Variabel kontinou dibedakan menjadi tiga variabel yaitu
3.      Variabel ordinal yaitu variabel yang menunujukan tingkatan-tingkatan misalnya panjang , kurang panjang dan pendek.
4.      Variabel interval yaitu variabel yang mempunyai jarak dan jarak itu dapat diketahui dengan pasti.
Contoh: Suhu udara iluar 31° C, suhu tubuh manusia 37 ° C, maka selisih suhu 6°C
5.      Variabel Ratio yaitu variabel perbandingan
Contoh: Berat pak Karto 70 kg, sedangkan anaknya 35 kg, maka, pak Karto beratnya dua kali berat anaknya. (Suharsimi Arikunto, 2006:94-95).
Untuk variabel penelitian terdapat dua hal yang diperhatikan yaitu:
6.      Sifat Variabel
Ditinjau dari sifatnya variabel penelitian dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Variabel Statis yaitu variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya seperti jenis kelamin, status social ekonomi, tempat tinggal dan lain-lain. Andaikata hasil penelitian menunjukan sesuatu yang merupakan akibat dari variabel-variabel tersebut peneliti tidak dapat mengubah atau mengusulkan untuk mengubah variabel yang dimaksud. Variabel statis disebut juag variabel tak berdaya.
b. Variabel dinamis yaitu variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa kedisiplinan, motifasi kepedulian, pengaturan dan sebagainya. Andaikata hasil penelitian sesuatu yang merupakan akibat dari variabel-variabel tersebut, maka peneliti dapat mengubah atau mengusulkan untuk mengubahnya. variabel dinamis disebut juga variabel terubah.



7.      Status Variabel
Dalam membicarakan status variabel seseorang peneliti perlu melihat satu variabel dalam hubungan dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting, tetapi jika dibandingkan antara dua status berikut ini, maka seorang peneliti dapat menentukan mana yang lebih bermakna dalam penelitian.
Adapun contohnya sebagai berikut:
a.       Kebiasaan hidup sehari-hari :  Motivasi Berprestasi
b.      Motifasi Berprestasi : Etos Kerja
c.       Etos Kerja  : Keberhasilan Kerja
Didalam setiap kaitan-kaitan variabel tersebut, variabel yang disebut variabel pertama merupakan penyebab variabel kedua. Variabel pertama berststus sesuatu yang akan dilihat peranannya terhadap variabel yang disebut variabel kedua.
Keemanfaatan penelitian selalu dilihat dari variabel pertama, apa yang dapat dilakukan oeleh seorang peneliti atau apa saja yang dapat disarankan peneliti terhadap orang lainagar tampak bahwa kegiatan-kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai manfaat yang cukup besar. (Suharsimi Arikunto, 2006:101-104)
Berdasrkan uraian diatas variabel dapat diartikan segala yang akan menjadi objek penelitian, mempunyai nilai kuantitatif maupun kualitatif. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Bimbingan Karir sedangkan yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah  Pemilihan Karir.

N.    Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan dari sasaran penelitian. Populasi juga disebut sebagai arah atau tujuan generalisasi artinya kepada Apa / Siapa hasil penelitian akan dialamtkan atau bagi Apa / Siapa temuan-temuan itu berlaku (Soegeng; 2006:70)
Populasi juga dibedakan  antara populasi target dengan populasi terukur atau “accessable population”.
1.      Populasi terukur adalah popualsi yang secar ril dijadikan dasar dalam penentuan sample dan secar langsung menjadi lingkup sasaran keberlakuan kesimpulan
2.      Populasi target adalah populasi yang objek penelitiannya diperoleh dengan cara mengamati sebagian dari populasi, suatu reduksi terhadap jumalah objek penelitian. Tujaun lain dari penentuan Sampel adalah untuk mengemukakan dengan tepat sifat-sifat umum dari populasi dan untuk menarik generalisasi dari penyelidikan. (Marolalis, 2004:55-57)
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambila secar benar, karenanya dapat mewakili secar representative. Sebagaian terbesar penelitian dilakukan dengan hanya meneliti sebagian dari anggota populasi.contoh seorang dokter yang ingin tahu golongan darah seseorang hany dengan memeriksa sebagaian kecil darah orang tersebut. (Soegeng, 2006:71)
Menurut Suharsimi (2006:112) untuk sekilas anter-anter maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian p[opulasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambila antar 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Teknik pengambilan sampling dalam penelitian iini menggunakan sampling jenuh yaitu teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal iini sering dilakukan bila jumlah p[opulasi re;atif kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, diaman semua anggota populasi dijadikan Sampel (Sugiono, 2002:61)


Daftar Pustaka
 Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Mardalis. 2002. Metode Pnelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Margono. 1997. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hadi Sutrisno. 2001. Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Sugiyo dan Sugiharto. 2000. Administrasi dan Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sukardi, Dewa Ketut. 1993. Psikologi Pemilihan Karir. Jakarta: P.T Rineka Cipta.
Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karir Sekolah Menengah. Jakarta: Asdi Mahastya.
Winkel dan Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan Yogyakarta.: Media Abadi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar